Saat ini, dalam dunia pertambangan mineral bahan tambang yang telah ditemukan di alam sudah jarang memiliki kadar mineral yang tinggi bahkan siap untuk dilakukan proses peleburan mineral. Maka dari itu, mineral yang sudah diangkut dari galian harus dilakukan proses pemisahan mineral-mineral berharga dengan zat mineral-mineral pengganggu. Dalam proses tersebut, mineral yang telah dipisah hanya mengubah secara fisik tanpa mengubah sifat kimia dari mineral tersebut. Secara umum proses tersebut lebih dikenal sebagai Pengolahan Bahan Galian (PBG).
Apa itu Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan bahan galian merupakan metode/langkah yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu serta kualitas bahan galian dalam hal ini adalah bahan tambang mineral.
Mengapa harus dilakukan Pengolahan Bahan Galian?
Seperti yang sudah diuraikan di atas,bahwa saat ini bahan tambang yang baru saja diambil dari alam secara langsung belum siap untuk digunakan karena masih bercampur dengan zat pengotor (tailing) atau impurutis.Zat pengotor atau tailing tersebut berasal dari material koalisinya. Maksudnya, zat tersebut secara alamiah telah menempel dengan bahan tambang tersebut dalam kurun waktu yang lama.
Keuntungan Melakukan Pengolahan Bahan Galian
Seperti yang sudah diketahui bahwa pengolahan bahan galian bertujuan untuk meningkatkan kualitas bahan tambang mineral, tentunya ada beberapa keuntungan yang didapatkan, yaitu:
- Mengurangi Ongkos Angkut
- Mengurangi Ongkos Peleburan
- Meminimalisir Kehilangan mineral berharga saat peleburan
- Pemisahan secara fisik lebih mudah dari pada pemisahan secara kimia
Langkah Pengolahan Bahan Galian
Secara garis besar, dalam metode yang dilakukan dalam pengolahan bahan galian terdapat 3 langkah yaitu:
Preparasi Bahan Galian
Dalam tahap ini sebelum dilakukan proses pengolahan bahan galian. Bahan mineral tersebut harus direduksi menjadi ukuran yang lebih kecil dan berfungsi untuk membebaskan (meliberasi) mineral berharga dari potongannya. Proses tersebut lebih dikenal sebagai proses komunisi.
A. Komunisi
Dalam proses komunisi terdapat dua proses pengolahan yaitu proses peremukan/penghancuran (Crushing) dan penggerusan (Grinding) yang terbagi menjadi beberapa tahap yaitu:
- Primary Crushing
- Secondary Crushing
- Fine Crushing (Grinding)
Untuk peralatan yang biasa dipakai untuk proses komunisi di antaranya adalah:
- Jaw Crusher
- Gyratory Crusher
- Cone Crusher
- Roll Crusher
- Double Roll Crusher
- Impact Crusher
- Rotary Breaker
- Hammer Mill
B. Pengelompokkan Mineral (Sizing)
Dalam tahapan ini, mineral akan dikelompokkan dengan melakukan Mineral Screening. Mineral screening adalah sebuah proses pengelompokkan mineral berdasarkan ukuran lubang ayakan untuk disesuaikan ukurannya. Material yang tertahan di lubang ayakan akan disebut sebagai oversize, sedangkan material yang lolos akan disebut sebagai undersize. Fungsi dari mineral screening adalah:
- Memudahkan proses konsentrasi
- Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding
- Menyesuaikan permintaan pasar
- Meningkatkan kapasitas unit operasi
C. Classifying
Dalam tahapan ini, mineral akan diklasifikasikan berdasarkan ukuran, bentuk, serta berat jenis. Hasilnya dari 3 klasifikasi tersebut akan mempengaruhi kecepatan endapan partikel. Dengan demikian, mineral akan terpisah berdasarkan media pemisahnya yaitu:
- Sorting Classifier ( Menggunakan cairan kental)
- Sizing Classifier (Menggunakan cairan encer)
- Pneumatic Classifier (Menggunakan udara)
Konsentrasi
Setelah dipreparasi, mineral selanjutnya akan dilakukan proses konsentrasi yang mana berfungsi sebagai pemisah antara mineral berharga dan mineral tidak berharga dengan berdasarkan sifat fisik mineral. Adapun beberapa tahapan yang dilakukan untuk memisahkan mineral, yaitu:
- Hand Sorting Concentration. Dalam proses konsentrasi tahap pertama, proses dilakukan dengan melakukan pemisahan secara langsung dengan bantuan manusia ( Hand Sorting)
- Gravity Concentration. Dalam tahap ini, konsentrasi dilakukan berdasarkan berat jenis.
- Sifat Kemagnetan. Dalam tahap ini, mineral akan dipisah berdasarkan sifat kemagnetan pada mineral tersebut. Alat yang digunakan biasanya menggunakan magnetic separator.
- Daya Hantar Listrik. Dalam tahap ini, mineral akan dipisah berdasarkan sifat konduktor dan non konduktor. Alat yang digunakan biasanya menggunakan high tension separator atau electric static separator. Dalam proses ini, kondisi material harus dalam keadaan kering.
- Sifat permukaan mineral. Dalam proses ini, mineral akan dipisah berdasarkan sifat senang dan tidak senang mineral terhadap gelembung udara. Untuk mengubah mineral yang senang terhadap air menjadi senang terhadap udara biasanya menggunakan reagent kimia seperti collector modifier dan Frother.
Dewatering
Dalam proses ini, mineral akan dipisah antara cairan dan padatan dengan melakukan 3 tahapan yaitu:
- Thickening. Proses ini akan memisahkan padatan dan cairan berdasarkan cepat atau lambatnya partikel mengendap dalam suatu pulp.
- Filtrasi. Proses filtrasi berfungsi untuk memisahkan padatan dari campuran fasa air. Secara teknis proses ini akan menyaring padatan menggunakan sebuah filter.
- Drying. Dalam proses terakhir, mineral akan dikeringan kadar airnya dengan cara disimpan dalam sebuah ruangan oven berdasarkan suhu tertentu agar kadar air yang ada dalam material tersebut menguap. Alat yang digunakan untuk proses drying biasanya menggunakan Big Drying Oven maupun Drying oven tergantung kapasitas material yang ingin dimasukkan.
Kesimpulan
Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas mengenai tahapan pengolahan bahan galian untuk material bahan tambang mineral, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 Tahapan yang harus dilewati untuk mengolah bahan material mineral yaitu, preparasi yang merupakan langkah pengancuran dan penggerusan material menjadi ukuran yang lebih kecil, konsentrasi yang merupakan langkah pemisahan mineral berharga dan mineral tak berharga, dan dewatering yang merupakan langkah untuk memisahkan mineral dari kandungan cairan dan padatan.